Kamis, 21 Februari 2019

MATERI YANG SEPERTI INI YANG DISUKAI ANAK


MATERI YANG SEPERTI INI YANG DISUKAI ANAK
By Amieopee

sampah yang sudah digunting, dimasukkan ke dalam botol bekas

Ecobrick. Baru tahu setelah googling. Padahal akhir-akhir ini masih ngetren. Bahkan sudah pernah membuat, tapi tidak tahu namanya. Mungkin bukan hanya saya, tapi banyak orang yang sudah mencoba membuat ini, tapi hanya tahu mengelola sampah non organik ke dalam botol. Itu mungkin pengertian awal untuk anak-anak, okelah.
Tapi rasa penasaran saya semakin melajalela. Saya googling mencari apa itu ecobrick. Setelah melihatnya, wow masyAllah..ternyata dari sampah-sampai non organik bisa disulap dengan barang-barang yang bagus dan menapjukkan. Ide-ide dikepala saya muncul bertebaran tanpa ampun. Sampai bingung mau buat yang mana dulu.
Tapi setelah semedi seharian, langkah awal adalah memasukkan ecobrick kedalam materi PHBS dalam layanan bimbingan kelas VII dan VIII. Yupz, pertama saya membentuk kelompok, tiap kelompok saya beri tugas yang sama, yaitu mengumpulkan sampah non organik yang ada disekolah. Dan hasilnya, masih satu kelas saja, terkumpul 5 karung sampah. Bagaimana kalau sampah sekota? Senegara? Se Dunia? Tak bisa kubayangkan. Kalian nggak usah ngebayangin ya, Berat biar saya saja. 
sampah digunting kecil-kecil

Add caption
siswa sedang memilah sampah






 Ini belum jadi gaes, karena saya masuk kelas hanya 1 jam pelajaran. Itu juga sudah memakan jam teman 15 menit. Maafkan daku ya.. agar lebih jelas nanti jadinya gimana, jangan bosen ya nunggu tulisan saya berikutnya. Terima kasih, semoga bermanfaat. Sampai jumpa untuk belajar bersama minggu depan. 

to be continue..

Sabtu, 16 Februari 2019

PENGETAHUAN VS PEMBENTUKAN KARAKTER

PENGETAHUAN VS PEMBENTUKAN KARAKTER

OLEH AMIEOPEE


Di era millinea ini, peserta didik tidak hanya dituntut mempunyai prestasi yang bagus tapi juga mempunyai karakter yang baik. Semua guru memberikan yang terbaik buat peserta didik agar hasil belajar mereka bagus dan memenuhi standar pembelajaran. Berbagai cara digunakan, agar peserta didik mampu mengikuti materi yang telah diberikannya dan dapat mengikuti sesuai waktu yang ditentukan.

Tapi apakah guru juga memperhatikan bagaimana peserta didik itu dalam proses pembelajaran yang diberikan oleh gurunya? bagaimana mereka ( Peserta didik ) dalam belajar ? Apakah hasil belajar yang didapat peserta didik tersebut murni dari hasil peserta didik itu sendiri? sempatkah guru untuk mengenali peserta didik mana yang jujur dalam memperoleh hasil belajarnya?

Rasanya tidak mungkin. Karena pada kenyataan yang menjadi         " tuntutan " di dunia pendidikan sekarang adalah hasil belajar yang bagus, prestasi yang baik. Tanpa memikirkan bagaimana proses itu berjalan. Ini menjadi dilema guru jaman Now. Para Guru dituntut membangun karakter siswa dengan baik dan hasil belajar yang memuaskan. Tetapi guru hanya memiliki ruang yang sempit untuk membentuk karakter siswa. Karena hasil akhirnya yang ditanyakan adalah NILAI.

Pembentukan karakter siswa tak lepas dari tauladan. Siswa membutuhkan contoh atau model untuk dijadikan mereka ( peserta didik ) tauladan atau panutan. Di sekolah, Guru adalah salah satu contoh atau model bagi peserta didik berperilaku. Tapi pada saat ini, guru dituntut kejar tayang dalam kurikulum yang berganti-ganti. Dan sebagai pelaku pendidikan, guru harus selalu siap dengan berbagai perubahan. Termasuk menelorkan peserta didik dengan hasil belajar yang WOW, berorentasi pada hasil tes. Lalu bagaimana kabarnya pembentukan karakter siswa? Allahualam...
 

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...