MERESUM MENGGALI DAN MERAMU IDE (
UMAR AFFIQ )
OLEH Amieopee
Udah hampir 2 minggu, aku terpaku
pada tugas-tugas negara. Seminggu tugas di luar kota, meninggalkan rutinitas
harian, anak dan suamiku. Wah bernano-nano rasa hati ini. Walaupun pergi menjalankan
tugas ke luar kota sudah biasa, tetep aja, namanya emak..ada aja yang
dipikirannya.
Seminggu disana, nyempetin nulis
pasti. Itu sudah hobi. Tapi untuk mengirim kok waktunya beribet harus mengikuti
materi terus membuat tugas dan yang paling kepikiran adalah anak lanang dirumah
masih ulangan. Jadi pikiran bercabang entah kemana.
Hari ini, kuniatin, memoles hasil
resume tugas kemaren. Semoga bisa bermanfaat buat aku dan siapa saja yang ingin
membacanya. Sebelumnya kita kenalan dulu dengan bujang ganteng plus penulis
kece ini, Nama lengkap: Mohammad Umar Muwaffiq, punya nama pena: Umar Affiq.
Ttl: Rembang, 14 Desember 1992 , Hobby: apa ya selain nonton naruto, baca komik
naruto, dan membaca? Dulu sih sempat suka
menggambar tapi sekarang jarang banget oret2 kertas. Makanan favorit:
suka lontong tahu atau tahu lontong, mie ayam (agak pilih2), bakso (gak pilih2)
tapi belakangan ini ingin jadi herbivora dan meninggalkan daging-daging, suka
sama buah anggur dan tidak suka pada buah yang memiliki tekstur butir2 kecil
kasar seperti kersen atau baleci. Angka kesukaan: 7⃣ penulis favorit: Eka
Kurniawan, Eko Triono (dalam cerpen yang bukan eksperimental), Budi Darma, M.
Aan Mansyur. Daftar nama ini hanyalah daftar sementara yang bisa berubah
sewaktu-waktu tanpa memberitahu pemilik namanya. Karyanya beberapa puisi,
resensi dan cerita pendek sempat tersebar di media luring dan daring. Pernah
dapat juara 2 lomba nulis resensi divapress dan ini menjadi pijakan pertama
buat terus nulis. 2015 juara 1 lomba cipta cerpen yang diadakan Gerakan Tuban
Menulis, 2015 masuk long list lomba cerpen tamanfiksi.co, 2016 masuk nominasi
lomba cerpen santri nasional oleh
Kemenag RI, 2017 memenangi kompetisi cerpen Kampus Fiksi Emas #4 dengan cerpen
Hari Anjing-Anjing Menghilang, 2018 menerbitkan buku kumpulan cerpen pertama
dengan judul Di Surga, Kita Dilarang Bersedih. Itu sekilas mengenal sang
penulis muda, ganteng dan berprestasi. Tak kenal maka tak sayang. Oke say..kita
mulai ya..
Menurut Umar Affiq, Dalam beberapa
cerpennya , dia menemukan ide dari mimpi. Jadi ketika dia tidur dan bermimpi
sesuatu dan masih teringat sampai bangun, kalau mimpi itu menarik akan ditulis
dalam draf. Idenya disimpan Kadang di status WA. kadang di grup, kadang di note
pribadi. Kadang langsung tulis di laptop. Tapi tak selalu ide didapat dari
mimpi. Kalau dia lagi baca buku karya seseorang, terus dia mendapatkan ide,
biasanya langsung ditandai. Aku suka kata-katanya ini “Ide
itu rejeki, kalo emang itu rejeki kamu ya gak bakal ilang gitu aja.”
Ide dari mimpi tidak melulu menuliskan
(menumpahkan apa yang kita mimpikan ke naskah), kita bisa menuliskan kondisi
kita pasca mimpi itu atau sebelum mimpi itu. Dan mimpi itu sebagai bahan
konflik saja.
Dalam mencari ide, Umar Affiq
menyiapkan peralatan pencarian setiap waktu. Bila ada sesuatu yang menarik,
kantongi dia. Proses pencariaan tidak hanya yang bisa ditangkap indera
penglihatan saja ya. Gunakan berbagai indera. Atau misalkan kamu fokus satu
saja. Misal nih. Sekarang kamu bayangkan dirimu berdiri di bawah matahari pukul
11 siang di tepi jalan. Gunakan indera pendengar saja. Kamu bisa menjadikan
cerpen dari sini. Penulis juga manusia,
seorang Umar Affiq juga pernah dalam fase kehilangan semangat nulis, bahkan, jangankan
nulis, baca aja gak semangat. Semua penulis pernah kok ngalami fase ini.
Dinikmati aja. Kepalamu bukanlah kepala M Aan Mansyur yang pernah bilang:
"kepalaku kantor paling sibuk sedunia." Dinikmati aja. Baca yang
ringan2 dulu, nonton film, main ke pantai atau gunung, lalu nulis lagi.
Untuk pemula mungkin kamu bisa
belajar dari nulis surat ya. Kamu bisa baca cerpen Trilogi Alina karya Seno
Gumira Ajidarma untuk belajar. Itu cerpen surat yang bagus. Dan menulis cerpen
model surat gini, meskipun udah agak basi tapi cukup bagus buat melatih
imajinasi kamu. Dalam mencari ide, ide datang, bisa dari mana saja. Dari tempat
ziarah, dari film, dari nontom wayang, dari baca buku, dari macem2. Mencari
inspirasi yang sederhana menjadiluar biasa, bisa dengan cara membuat bagan adegan. Biasanya ditulis satu
atau dua kalimat yang bisa menandai ide adegan. Buat bagan ini dari awal sampai
akhir. Dari tiap kalimat biasanya bisa dikembangkan menjadi beberapa pargraf.
Gitu aja aih biar fokus.
Dalam membaca sekilas profil dan
judul tulisanya yang membuat aku tergelitik untuk bertanya padanya, bagaimana
membuat judul yang mengharu biru? Dan Umar Affiq pun menjawab : ni soal rasa
sih... karena soal rasa, perlu olah rasa. dan bahan bacaan juga sangat
berpengaruh.
Perihal judul, kamu bisa mencoba
hal-hal ini:
1. Memetik dari puisi, Semusim dan
Semusim Lagi (Novel Andlina Dwi Fatma), Yang Fana Adalah Waktu, Kita Abadi
(Novel Sapardi Djoko Damono)
2. Membuat pertanyaan: Agama Apa yang
pantas bagi pohon-pohon? (Eko Triono)
3. Menggunakan pernyataan pengumuman:
Hanya Anjing yang Boleh Kencing Di Sini (cerpen Mashdar Zainal), Dilarang
Menyanyi di Kamar Mandi (Seno Gumira Ajidarma)
4. Menggunakan angka: 1984, 5 cm,
Fahrenheit 451
5. Tentukan gayamu sendiri
Oke teman-teman, itu sedikit resume
dari aku. Masih banyak kekurangan itu pasti, karena kesempurnaan hanya milik
Allah. Yang bisa aku ambil dari materi yang diberikan Umar Affiq di kelas Odop
adalah ide itu bisa dari mana saja. Dan ide adalah rejeki, maka syukurilah yang
sudah punya ide, lalu menulis dan menulis. Karena dari itu kamu bakal menemukan
gayamu sendiri. Jadi pingin hunting karya Umar Affiq..ke toko buku ah..semoga
tidak khilaf. Aamiin ..
#onedayonepost
#kelasfiksiOdopbatch6
#tugasresume
Tidak ada komentar:
Posting Komentar