Jumat, 21 September 2018

MENCONTEK


MENCONTEK
By amieopee

                        Pasti nggak asing mendengar kata mencontek kan? Atau pernah mengalaminya. Mencontek atau dicontek? Hehe..inget jaman sekolah dulu. Tapi walaupun aku nggak pintar banget, aku nggak pernah mencontek. Ini asli bukan hoax. Mau nyontek gimana, belum apa-apa udah keluar keringat panas dingin. Berasa ada wajah bapak ibu guru dimana-mana. Pernah ada satu kejadian, niat hati mau mencontek, belum juga mencontek baru menengok ke belakang, eh sudah di panggil namanya sama bapak guru. Alhasil nggak jadi deh. Maka berdasarkan pengalaman itu, aku nggak pernah apalagi berencana untuk mencontek.
                        Saat ini aku ketemu lagi yang namanya mencontek. Tapi bukan sebagai murid. Pas UTS seperti ini, aku mengawasi peserta didik yang sedang melaksanakan Ulangan Tengah Semester. Melihat ekspresi peserta didik yang akan mencontek, rasanya geli. Aneh-aneh. Padahal dalam materi pembelajaran Bimbingan dan Konseling sudah disinggung tentang mencontek, tapi masih saja ditemukan peserta didik yang tidak mempersiapkan diri menghadapi UTS. Hal ini yang memicu peserta didik menghalalkan aksinya untuk mencontek. Mencontek kelihatanya hal yang sepele, padahal masalah menyontek sesungguhnya merupakan sesuatu yang sangat mendasar.
                        Mengutip dari Abdullah Alhadza yang mengatakan bahwa “menyontek” adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis.  Melihat dari hal tersebut, apabila kita ( orang tua, guru atau siswa ) membiarkan perilaku mencontek itu ada, maka kita membiarkan peserta didik atau diri kita ( yang mencontek ) melakukan kegiatan yang tidak jujur. Dan perbuatan itu adalah DOSA. Maka aku ingin mengulas kembali mater yang ada pada Bimbingan dan Konseling tentang mencontek agar peserta didik meninggalkan perbuatan mencontek tersebut.

Faktor Penyebab dan Akibat Menyontek
Faktor dari dalam diri sendiri
Faktor dari Guru
Faktor dari Orang Tua
Faktor dari Sistem Pendidikan
 
Akibat Menyontek
Bagi yang menyontek ketahuan oleh pengawas dapat dipastikan bagaimana kisah selanjutnya. Bisa dikeluarkan dari ruang ujian dan menanggung malu, dan bahkan lebih fatal lagi adalah adalah didiskualifikasi dan dinyatakan tidak lulus ulangan. Ilmu yang didapatkan dengan tidak jujur, biasanya tidak membawa barokah. Jangan-jangan mereka yang menganggur setelah lulus karena ilmu yang diperolehnya selama sekolah didapatkannya dengan cara yang tidak jujur pula. Hannya Tuhan yang tahu.

CARA PENANGGULANGAN MENYONTEK
1) Faktor pribadi dari penyontek
(a) Bangkitkan rasa percaya diri
(b) Arahkan self consept mereka ke arah yang lebih proporsional
(c) Biasakan mereka berpikir lebih realistis dan tidak ambisius
2)   Faktor Lingkungan dan Kelompok
Ciptakan kesadaran disiplin dan kode etik kelompok yang sarat dengan pertimbangan moral.
3)   Faktor Sistem Evaluasi
(a)         Buat instrumen evaluasi yang valid dan reliable (yang tepat dan tetap)
(b)         Terapkan cara pemberian skor yang benar-benar objektif
(c)         Lakukan pengawasan yang ketat
(d)        Bentuk soal disesuaikan dengan perkembangan kematangan peserta didik dan dengan  mempertimbangkan prinsip paedagogy serta prinsip andragogy.
4)  Faktor Guru/ Dosen
(a)          Berlaku objektif dan terbuka dalam pemberian nilai.
(b)          Bersikap rasional dan tidak ”menyontek” dalam memberikan tugas ujian/tes.
(c)          Tunjukkan keteladanan dalam perilaku moral.
(d)          Berikan umpan balik atas setiap penugasan
Semoga tulisan tentang mencontek ini bermanfaat bagi kita semua. Dan bisa membuat pelaku pencontekan sadar kembali ke jalan yang  benar. Hargailah diri kita sendiri.  
               


1 komentar:


  1. SMA kadang nyontek, pas kuliah udah nggak . 😂😂 soalnya pasrah..

    BalasHapus

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...