Minggu, 07 Oktober 2018

WASTRO ( 3 )


WASTRO ( 3 )
By amieopee

Lagi-lagi harus berbicara denganmu dengan mengesampingkan amarahku. Menjaga perasaanmu dan selalu mengabaikan perasaanku sendiri. Kadang terpikir dalam hati ingin ku kibarkan bendera putih, sebagai tanda ketidaksanggupanku menghadapi dirimu. Setiap percakapan biasa selalu berakhir dengan emosi dan amarah. Tapi tak lupa aku beristifar. Andai saja bukan aku...
“ Sudah kubilang, aku pasti bangun!” katamu dengan suara meninggi.
“ Kapan? Ini sudah siang! Mau buka jam berapa warungnya?”
“ Pasti buka!” lalu kamu membalikkan tubuhmu dan melanjutkan tidur.
Tanpa memperdulikanku kamu melanjutkan tidurmu. Untung anak kita sudah pergi ke sekolah. Jadi dia tak harus melihat perdebatan kita saat ini.
            Lalu kuteruskan aktifitasku. Kuabaikan perasaanku yang  yang teramat sakit ini. Dari dari subuh, aku udah mencuci dan memasak, mengantarkan anak sekolah dan sekarang aku masih beberes rumah dan menyetrika. Pulang kerja, istirahat, makan malam terus tidur. Kamu tak bisa tidur malam. Kebiasaan yang tidak biasa.
Dan sejak subuh tadi kamu malah baru mau tidur. Semalam apa saja yang kau kerjakan? Tak bisakah kau lakukan seperti orang-orang biasanya? Apa kamu tidak bisa belajar untuk mengubah kebiasaanmu yang kurang baik itu?  Aku melihatmu sudah bangun dan bersiap-siap berangkat ke warung. Ya kamu tetap berangkat ke warung, kamu tetap bertanggungjawab kepada keluargamu. Tapi tak bisakah kamu bangun lebih awal?
“ Ini aku bangun kan? Aku kerja.”
“ Jam berapa ini?” tanyaku sambil melirik jam dinding.
“ Yang pentingkan berangkat jualan ke warung.”
“ Terserah..”
“ Harusnya kamu itu mendukung suami, suami bekerja itu sudah bersyukur.”
Lalu kamu berangkat ke warung meninggalkanku dengan hatiku yang mendidih. Ingin rasanya ku menjawab semua perkataanmu tadi. Kurang bersyukur apa coba aku? Yang aku mau kamu bisa bangun pagi. TITIK!!!

#tantanganODOP4
#onedayonepost #odopbatcth6
#fiksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...