Minggu, 20 Januari 2019

SEMINGGU MIMI JUICE KEMASAN BOTOL

Oleh  Amieopee



Tidak terasa sudah seminggu, homemade mimi juice yang aku geluti. Ide ini datang dari seorang teman, Bu dosen aku memanggilnya. Beliau mengkomen poto jualan jus ku yang sederhana yang ku posting di media sosial. Awalnya aku jualan jus hanya memakai kemasan plastik. Jualanku itu ku titipin dikantin sekolah. Alhamdulillah dari jualan itu, bisa buat tambahan uang jajan si kakak.

Ingat betul apa kata bu Dosen saat itu ( Baca Sari Y ) Beliau memberikan masukan, kalau misalnya jus saya itu dikemas memakai botol yang cantik, harganya kan bisa lebih naik. Dan pelangganya bisa bertambah. Langsung deh, aku realisasi seminggu yang lalu. padahal keadaanku waktu itu masih amburadul.

Semua karena Allah..
Dengan modal pas-pasan dan nekat yang gede waktu itu, akhirnya bisa tiba-tiba beli botol dan stiker. dalam sehari jadilah minuman kemasan ini. Yang kepikiran saat itu hanya memindahkan dari wadah plastik ke botol. Ternyata tak sesederhana itu gaes..Hari keempat ada masalah, Ketahanan  minuman terlupakan! 

Tapi karena banyak teman-teman yang baik, berbagai krisan, kritik dan masukan aku terima. Dan minggu ini aku bebenah. Semoga bisa semakin memuaskan penikmat mimi juiceku.
Makasih buat semuanya...
Thamks GOD


Selasa, 15 Januari 2019

SELINGKUH

SELINGKUH
By Amieopee


Mengacuhkanmu memang menyakitkan. Pura-pura tidak tahu, walaupun tahu. Pura-pura tak melihatmu, tapi aku merilikmu. perasaan ini sungguh tersiksa. tapi aku sadar melakukannya. aku menikmatinya dan aku sangat bahagia. 

Aku rela kamu marah padaku. Aku tak sanggup menatapmu. Kamu begitu baik padaku. Sampai kamu tak merasa kalau aku tlah mengkhiyanatimu. Aku begitu kejam padamu. Tapi aku tak sanggup untuk melakukan ini semua. Aku membutuhkannya. Sama seperti aku membutuhkanmu.

Ini gila. Sungguh gila. Aku mampu melakukannya, beriringan dengan tetap tenang disampingmu. Aku terlenai dengan buaianya. Maafkan aku kali ini saja, untuk tidak memainkan keyboardmu yang menawan. tapi lebih memilih mainan stik magicku saat ini. Maaf..

Jumat, 04 Januari 2019

AKU CUMA PUNYA HATI


AKU CUMA PUNYA HATI
By amieopee

Mungkin ini bukan yang pertama kau melakukannya padaku. Sejak pertunanganku denganmu, yang kurasakan kau semakin menjauh dariku. Alasanmu karena kamu melanjutkan study S2 kesibukanmu bertambah. Jadi kamu jarang pulang ke kota ini untuk menemuiku. Aku maklumi. Kamu bekerja dari hari Senin sampai Jumat. Sabtu sampai minggu kamu kuliah. Bisa kubayangkan betapa sibuknya kamu. Kadang menelponku saja kamu tak sempat. Ya sudahlah..
Minggu depan, perusahaanku bekerja ada acara gathering di kota dimana kamu bekerja. Aku berencana mampir menjengukmu. Sudah 3 bulan ini kamu tidak pulang. Ingin melepas rindu barang sebentar. Hari yang kunanti pun tiba. Aku mencoba menghubungimu, tapi kamu tak menerima teleponku. Lalu aku mengirim pesan padamu, berharap kamu tahu kalau aku disini menantimu.
Setelah seharian acara gathering di hotel, kurebahkan tubuh ini di tempat tidur. Lalu kubuka ponselku, kucari namamu di ponselku berharap kamu membalas pesanku tadi. Ternyata ada, langsung aku bangun dan duduk di tepian tempat tidur membaca balasan pesanmu.
 Maaf, baru buka pesanmu. Memang kamu dimana?
Aku di Hotel P, kamu bisa nemuin aku? Sore ini acaranya free.
Ya.
Akhirnya, rasa rindu ini akan terbayar. Sekarang kayak apa ya kamu? Tiga bulan terasa begitu berat untukku. Setelah bersiap-siap aku menunggumu di lobi hotel. Dari kejauhan kulihat sosok yang begitu kurindukan. Semakin dekat, semakin berdetak keras jantung ini. Lalu kamu mendekat dan tersenyum padaku.
“ Maaf, lama nunggunya ya?”
“ Nggak kok. Duduk dulu atau..”
“ Langsung aja ya, kita keluar. “ jawabmu sambil kamu gandeng tanganku mesra. Lalu aku dan kamu menuju ke mobilmu. Dengan pasrah aku mengikuti jejak langkahmu. Mencium aroma tubuh yang kurindukan membuatku ingin lama sampai ke parkiran mobil.
“ Kamu mau aku ajak kemana? Kita jalan-jalan dulu atau makan?”
“ Kemana saja asal sama kamu.”
Tiba-tiba ponselmu berdering. Kamupun menjawab telepon dengan satu kata YA. Tak tahu apa isi percakapanmu. Tapi perasaanku tak menentu.
“ Yank, maaf kita makan saja langsung ya, jalan-jalanya ditunda dulu. Barusan dapat telepon dari kantor, harus cepat balik.”
“ Nggak usah makan, lagian aku masih kenyang.” Jawabku tak bersemangat.
“ Yank..kamu marah?”
Aku cuma menggeleng. Dalam hati aku ingin berteriak, aku kangen sama kamu..tanpa terasa air mataku menetes. Lalu kamu pun mendekat membelai lembut rambutku.
“ Apa kita jalan-jalan saja?” ajakmu.
“ Aku mau disini saja. Jam berapa kamu harus ke kantor?”
“ Satu jam lagi.”
Kunikmati waktu satu jam ini duduk di mobil berdua denganmu. Aku berdoa waktu berhenti, agar aku menikmati kebersamaan denganmu. Kupandangi wajahmu yang lama tak kujumpai. Jangankan bertemu, sekedar menelpon atau mengirim pesan saja kamu tak sempat. Tak jemu-jemu aku memandangimu. Tanpa terasa satu jam pun berlalu.
“ Yank..” suaramu membuyarkan lamunanku.
“ Iya, sudah satu jam ya?” kubuka pintu mobil dan berlalu darimu.
Berharap langkah kakiku kamu hentikan. Tapi sampai pintu hotel, tak ada kudengar namaku dipanggil. Sudah tak berartikah diriku untukmu? Aku menengok kearah mobilmu pun sudah tak terparkir disana. Kamu...
            Baru mau memencet tombol lift, temanku keluar dari pintu lift.
“ Hai mau kemana An?” tanya temanku Nanda
“ Mau ke kamar.”
“ Ayo ikut jalan-jalan saja. Menikmati sorenya kota ini. Ramai-ramai kok.
Akhirnya aku dan teman-temanku pergi ke mall deket hotel dengan berjalan kaki sambil menikmati suasana sore kota yang sejuk ini. Pandanganku tiba-tiba tertuju pada mobil Juke putih  yang terparkir di depan sebuah kafe. Mataku mencari-cari sosok seseorang disana. Dan betul saja, kulihat kamu sedang duduk bermesraan dengan seorang perempuan rambut panjang. Darah ini mendidih, tapi berusaha kuat dan mengambil ponsel di tas.
“ Hallo..ada apa yank?” jawabmu di seberang sana.
“ Kamu sudah sampai di kantor?”
“ Ya , ni baru mau meeting, udah dulu ya.”
Lalu kamu menutup telepon. Padahal saat ini aku ada disini, di depan kafe dimana kamu sedang berduaan entah dengan siapa. Tanpa terasa, langkah kakiku berjalan menghampirimu. Dan kamupun kaget melihat kedatanganku. Wajahmu memerah tak menyangka. Kuhampiri kamu dengan emosi yang tak tertahan. Kuambil gelas di mejamu, lalu kusiramkan kewajahmu.
“ Apa-apaan ini?” perempuan disampingmu kaget dengan ulahku.
“ Maaf, aku tidak ada urusan denganmu. Aku Cuma mau ngomong sebentar dengan laki-laki disampingmu itu!” jawabku sambil tetap menatap tajam kearahmu.
“ An..”
“ Cukup, kamu nggak perlu ngomong apa-apa!”
Lalu kutinggalkan kamu dan perempuan itu. Aku berlalu dari pandanganmu dan kamu tak peduli. Teman-temanku merasa kebingungan. Airmatakupun tak tertahan. Aku menangis.
“ An, Kamu tidak apa-apa? Apa kita kembali ke hotel saja?” tanya Dika temanku.
Aku menggeleng. Aku tak mau merusak acara teman-teman. Aku tetap ikut dalam rombongan menuju mall. Disana kita berkaroekenan bersama. Setidaknya sedikit melegakan hatiku yang masih kacau. Rasanya campur aduk. Kulihat ponselku di meja, kamu memanggil berkali-kali. Tapi kuhiraukan. Aku belum mau bicara atau ketemu sama kamu. Sesakit hati ini, mengapa aku masih sangat mencintaimu?
( Terinspirasi lagu “ Aku Cuma Punya Hati oleh Mitha Lestari )


#tantangansonglit
#kelasfiksi
#onedayonepost
#odop_6


Selasa, 01 Januari 2019

13 A


13 A
By amieopee

Antrian di stasiun siang ini begitu sesak. Transportasi yang satu ini, masih viral saat ini. Selain harganya terjangkau, waktu yang dibutuhkan lebih cepat dibanding transportasi darat lainnya seperti mobil atau bis. Ya, kereta api. Kereta api menjadi transportasi pilihanku siang ini. Selain   ingin cepat sampai, rinduku pada anakku segera ingin kutumpahkan. Tawaran  teman-teman yang membawa mobil sampai terabaikan. Aku sudah  fall in love sama kereta api.   Mencium aroma solar yang membuat kepalaku langsung pusing dan perutku mual tak kutemukan lagi.
Setelah mendapatkan tiket, aku segera masuk ke gerbang sesuai tiketku. Kereta api ini, semakin memberikan layanan yang baik untuk publik. Deretan kursi-kursi didalamnya semakin rapi. Warna biru pada kursi membuat semakin sedap dimata. Dan satu lagi, jarak antara kursi yang satu dengan yang lain sekarang agak longgar, membuat semakin  nyaman duduk disana. Ingin rasanya segera menikmati  duduk di kursiku, ditambah aroma pewangi rasa apel yang mulai tercium olehku. Jalanku harus pelan-pelan karena penuh sesak penumpang. Belum lagi tas dorong yang harus kubawa, semakin menghambat perjalanan ini. Kucari-cari nomer kursi sesuai dengan tiketku. Dari pertama memasuki gerbang. Mataku terus mencari dan mengeja tiap angka yang ada diatas dinding kereta. Akhirnya.
Tapi rasanya aku harus menepis rasa yang sudah kubayangkan tadi. Karena kursi yang sesuai dengan nomer tiketku, sudah ada sepasang sejoli yang duduk asyik disana. Kuperiksa kembali tiketku dan kucocokkan dengan nomer yang ada di dinding kereta. Disini jelas tertulis 13A/3. Kuulangi lagi dan nomer itu tidak berganti. Berarti benar ini kursiku.
“ Permisi..” sapaku pada kedua sejoli di depanku.
Tapi tak kudengar jawaban dari keduanya.
Kuulangi lagi sapaanku.
“ Maaf, permisi.”
Cewek yang disampingnya memandangiku dengan tidak enak. Dan segera memberitahu laki-laki yang berada disampingnya untuk menanggapiku.
“ Dio, itu...” kata cewek disamping laki-laki didepanku itu.
Tapi laki-laki yang dipanggil Dio itu tak mau peduli.
“ Permisiiii”
Sengaja kukeraskan volume suaraku. Aku yakin dia mendengar tapi pura-pura tidak mendengar. Lalu aku memutuskan untuk berbicara dengan sang cewek.
“ Maaf mbak, ini tempat duduk saya.” Sambil kutunjukkan tiket yang ada ditanganku.
Si cewek langsung memberi tanda pada cowoknya untuk pindah dari situ. Tapi laki-laki itu lagi-lagi tak menghiraukan.
“ Maaf mbak, bisa tinggalkan kursi nomer 13 A?”
“ Apa sih! Bisa kan kamu duduk dikursi depan. Itu juga masih kosong. Ribet banget sih!” kata laki-laki itu dengan lagak yang menjengkelkan.
“ Maksud anda? Tiket anda nomer berapa? Yang ribet itu anda, anda yang duduk tidak sesuai dengan nomer tiket. Tapi malah menyalahkan orang lain. Aneh!”
“ Bawel banget ya, sama-sama tempat duduk aja dibuat repot.!”
Rasanya pingin kubalik kursi itu jika aku mampu. Kalau saja aku bisa merubah jadi tobot x,uups. Aku masih berdiri mematung didepannya. Kupandangi terus dua sejoli di depanku. Tapi bukanya merasa tidak enak, laki-laki itu malah cuek dan menyebalkan. Dan kesabaranku sudah habis.
“ Oke, anda mau pindah atau saya panggilkan petugas?” tantangku.
“ Oke..oke!”
Dengan sewot laki-laki itu menarik tangan ceweknya, berdiri meninggalkan kursi 13A. Uh, akhirnya bisa kurebahkan tubuhku yang penat ini. Bukan karena aku ngefans dengan nomer itu. Tapi dimanapun dan kapanpun kita berada kita harus beradab. Ada aturanya. Kalau mau duduk sesukanya ya naik  mobil pribadi. Ini kan fasilitas umum, sudah ada tiket dan aturannya maka patuhilah. Entah kemana mereka pindah, aku tak peduli. Yang ingin kurasakan sekarang adalah rebahan manja dikursi 13A ini untuk melepas lelah. Menikmati perjalanan dengan ketenangan dan kenyamanan serta selamat sampai tujuan.  

#onedayonepost
#tantangan1
#fiksi
#odop_6

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...