Rabu, 09 Mei 2018

remaja oh remaja



Remaja..oh remaja
Oleh amieopee




Masa remaja, kata orang masa yang paling menyenangkan...
Masa dimana banyak keinginan yang ingin diwujudkan. Sekarang atau tidak sama sekali.      Kata mereka, saatnya bebas melakukan apa yang mereka mau. Kalau tak setuju, berarti orang tersebut iri, marah atau “penghalang” untuk mereka. Singkirkan dan hempaskan, jangan berteman...
“ Hidup itu dinikmati,bu..kenapa mesti harus selalu sesuai aturan. Yang penting tidak menganggu orang lain. Ini hidupku, mana hidup loe?” terus di iringi tawa teman-temanya saat itu. Aku Cuma tersenyum menanggapi ocehan mulut kecilnya itu.
Di saat yang berbeda, diruang kerjaku.
“ segala cara sudah saya lakukan bu, dia anak perempuan. Masa  pulang sampai malam-malam, saya tidak mau anak saya mengalami apa yang saya rasakan dulu.”
Ku tatap mata wanita paruh baya yang sudah beruraikan airmata. Dia datang ke sekolah untuk berkonsultasi tentang anaknya, yang menurutnya susah dikasih tahu. Tidak pernah mau belajar, tiap malam keluyuran tidak jelas, pulang larut malam, membantah sama orang tua. Semua diungkapkan. Rasa kecewa dan kekuatiran bercampur jadi satu.
Sebagai guru bimbingan dan  konseling bagi usia remaja tidaklah gampang. Di suatu waktu harus bisa berperan sebagai teman, sahabat juga ibu bagi mereka. Usia mereka usia peralihan. Yang perlu saya ingat-ingat adalah tidak memperlakukan mereka sama satu dengan yang lain. Karena human is uniqe. Kalau lihat mereka rasanya seperti mengaca saat saya remaja dulu.
Pernah saya membuat kesalahan terbesar, yaitu menangani masalah siswa dengan cara pendekatan yang sama. Gubyrak...saya sempat bercucuran air es dari kutub utara tapi badan terasa gerah. Saya melupakan bahwa karakter dan latar belakang keluarga mereka jelas berbeda. Untung saya cepat menyadarinya.
RELA GILA
Kadang saya rela “menggila “ bersama mereka. “Poto selfi yuk buk...ajak mereka?”,hah ?
Kayak gini lo bu gayanya. Aku berusaha menirukan gaya yang diarahkan mereka. Ups..jadi.. diupload ya bu nti saya di tag. Dan aku menurutinya. Sempat masbojo bilang ke saya, guru ma murid nggak ada bedanya, sama-sama gila! Ini namanya gaul abiz. He..he..kamu nggak tahu masbojo, gimana saya mesti mengesampingkan rasa malu saya saat teman-teman sejawat saya berkomentar minor di media sosial. Tapi demi mengenal murid-murid saya, enjoy saja...paling juga sebentar malunya,hahaha....
Saya punya cara sendiri untuk mengenal mereka.
SALING MENGERTI
Mungkin itu salah satu untuk menyelesaikan masalah remaja dan orang tua. Orang tua merasa paling mengerti hidup anaknya, dan anaknya merasa hidupnya yang hidupnya, orang lain tidak boleh ngatur. Kekuatiran orang tua kadang membuat para sebagian remaja, terlalu berlebihan. Para remaja suka dengan tantangan, yang “ berbahaya “ menurut orang tua.
Saya berada pada titik tengah, bukan merasa paling ngerti dan paling memahami. Tapi saya berusaha duduk dalam pandangan orang lain yang bukan remaja maupun orang tua. Tapi lebih melihat secara obyektif. Memberi masukan pada orang tua bahwa apa yang dilakukan anak-anaknya masih di dalam ranah kewajaran dan akan ikut memberi masukan ke para remaja jaman now ini, apa yang dimau orang tuanya dan yang membuat mereka kuatir. Tak lupa saya juga harus bisa menjalani peran sebagai sahabat para remaja ini, saat mereka butuh teman ngobrol, atau sekedar mendengar keluh kesahnya. Saya juga harus siap menjadi pembela mereka nomer satu atauberada pada barisan pertama tatkala mereka membutuhkan saya sebagai tameng.
Menjalankan peran ini, seakan main roller coster. Naik turun, menegangkan kadang juga mengasyikkan. Mengenali dua dunia sekaligus, dunia remaja dan orang tua dan berusaha memadukan, memaniskan sehingga menjadi perjalanan kehidupan yang penuh warna.
Rasa bahagia yang tak terhingga, masih bisa mendampingi kalian semua remaja-remajaku. Semoga kelak kau menjadi remaja yang hebat. Dan mohon maaf para orang tua, saya masih harus banyak belajar untuk bisa mendampingi putra putri hebat kalian...dari merekalah kita dapat sedikit bekal menuju syurganya Allah, Aamiin..
Diikutkan dalam May’s Challenge. “ Gratitude Journal Rumbel Literasi Media Ibu Profesional Semarang”.
#maychallenge
#rumbelliterasimedia
#ibuprofesionalsemarang
#ibumenulis
#berkaryadanberdaya
@ibuprofesionalsemarang

2 komentar:

  1. Mbak ami...
    Aku ngakak ngebayangin mbak ami selfie sama mereka, 👍

    BalasHapus
  2. hehe..aku juga kalau liat kembali, malunya minta ampun, kata muridku, ini baru guruku..hehe

    BalasHapus

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...