Minggu, 23 September 2018

PERNIKAHAN DINI tantangan 2/1

PERNIKAHAN DINI
By amieopee

Air matanya terus mengalir. Semua kata-kata ayahnya terus tergiang ditelinga. Semua penyesalan-penyesalan yang dia buat seakan menari di depan matanya. Dia merasa menjadi orang yang paling hina di dunia. Lalu dia duduk di pojok tempat tidurnya. Memporak-porandakan isi kamar. Semua barang dia lempar, bantal, guling, buku-buku sampai selimutpun tak luput dari jarahannya. Dia seperti kerasukan. Mencopot hijabnya dan menangis sejadi-jadinya.
Dini baru menyadari kesalahannya. Dia baru percaya apa yang selalu ayahnya pesankan setiap kali dia duduk santai bersamanya.
            “ Din, Kamu harus bisa menjaga diri.”
            “ Ya yah.” Jawab Dini singkat.
            “ Namanya perempuan dan laki-laki yang bukan muhrim tetap harus jaga jarak. Kamu    dan Anton kelewat dekat. Berteman itu biasa saja, jaga Hijabmu. Jaga kehormatanmu.         Buat apa kamu jadi perempuan yang pintar dan berprestasi, tapi bergaulpun kamu tak            pandai.”
“ Iya Ayah, Dini sama Anton tahu. Bahwa Agama melarang kita untuk pacaran. Makanya kami tidak pacaran. Kami bersama itu karena masih mengerjakan proyek kampus yah.
“ Tapi tak harus saling bonceng kan? Apa kata orang melihat perempuan berhijab berboncengan denga laki-laki yang bukan muhrimnya.”
“ Itu karena..”
Belum selesai Dini menjelaskan pada ayahnya, ayahnya sudah pergi meninggalkannya yang masih duduk dengan mulut yang terbuka. Ayah...
            Semua sudah terlambat, pikir Dini. Walaupun Anton sudah memberikan jawaban dia akan bertanggungjawab atas apa yang mereka perbuat. Tadi pagi Dini bertemu dengan Anton di kantin kampus. Memperlihatkan hasil tes dokter. Bahwa dia positif hamil. Dan itu adalah hasil perbuatan mereka. Yang lepas kontrol keimananya. Yang lupa akan DOSA. Dan ini adalah salahnya, salah mereka Dini dan Anton. Dinipun menangis sampai air matanya seakan tak pernah habis mengalir.

#tantanganODOP2
#onedayonepost#odopbatch6
#fiksi





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...