PERNIKAHAN DINI
By amieopee
Ini adalah kabar gembira buatku. Aku
diterima di salah satu Universitas impianku. Setelah aku lulus SMA aku
bercita-cita menjadi pemandu turis. Makanya ketika aku mendapat surat dari
Universitas di Semarang yang mengabarkan aku lolos seleksi tanpa tes,
bahagianya...
Tapi ada separuh hati di sebelah sana
yang merasa tidak bahagia. Ya , Rian kekasih hatiku tidak bahagia mendengar
ini. Kulihat ekspresi wajah yang dingin ketika aku berbinar-binar menyampaikan bahwa
aku ditrima di Universitas di Semarang tanpa tes dengan jurusan yang aku
impikan. Dilema rasanya menghadapi ini. Melanjutkan menggapai cita-cita atau
aku harus berpisah jarak dengan pujaan hati.
Tiba-tiba pintu kamarku diketuk dari
luar.
“ Ya ma.” Jawabku dari kamar.
“ Ada tamu, cepat ditemui.”
Lalu aku membuka pintu kamar. Dan kutemui mama dengan senyum
mengembang.
“ Siapa ma?”
“ Pakai baju yang sopan. Ada Rian dan keluarganya di ruang
tamu sama papa.”
“ Hah? Mau ngapain ma?” tanyaku keheranan.
“ Sudah ganti baju dulu sana. Kami tunggu di ruang tamu.”
Mama meninggalkanku dengan penuh kebingungan. Tapi tetap saja
aku mematuhi perintah mama untuk ganti baju. Dan segera menuju ke ruang tamu.
Tiba-tiba dada ini berdetak semakin kencang tatkala melihat ruang tamu yang
penuh sesak. Ada Rian dengan orang tua dan kerabatnya, juga mama papaku. Eh tak
ketinggalan mbak Tiur kakaku satu-satunya dan mas Bimo suaminya ikut hadir
disitu.
“ Sini duduk, kata papa mengagetkanku.
Akupun menuruti papa untuk duduk disampingnya. Lalu papa
melanjutkan percakapannya.
“ Ini anak saya yang paling kecil, namanya Rania. Ini yang
akan dipinang nak Rian.
Aku langsung kaget dan menengok papa. Apa ini maksudnya ?
sekujur tubuhku rasanya kaku. Mulutku tak bisa berkata-kata. Papa masih
meneruskan pembicaraan di tengah kebingunganku.
“ Keluarga Rian datang kesini ingin melamarmu. Dan sebelum
kamu berangkat ke Semarang Rian ingin mempersuntingmu menjadi istrinya. Apa
kamu bersedia?”
“ Akuuu..”
“ Iya Ran, Aku tak sanggup jauh darimu. Kita akan menikah dan
tinggal bersama di Semarang. Maukah Kau jadi istriku?” sela Rian tiba-tiba.
“ Tapi kita baru lulus SMA, bagaimana mungkin?”
“ Kenapa tidak nak, kalau kalian sudah saling menyukai
segerakanlah.., pacaran setelah menikah.” Kata papa Rian.
“ Mbak Tiur..” aku meminta pendapat mbakusatu-satunya.
“ Kalau kamu mantap, mengapa tidak?”
“ Akuu”
“ Maukah kamu jadi istriku Ran?” Rian menghampiriku dan ingin
memasangkan cincin di jari manisku.
“ Aku bingung ..pa ma gimana ini?”
“ Bismillah anakku. Daripada kalian melakukan dosa.” Kata
papa.
Lalu akupun tersenyum mantap, menyodorkan jemariku kepada
Rian. Aku mau menikah..bisikku dalam hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar