Minggu, 23 September 2018

PERNIKAHAN DINI tantangan 2/2


PERNIKAHAN DINI
By amieopee

Ini adalah kabar gembira buatku. Aku diterima di salah satu Universitas impianku. Setelah aku lulus SMA aku bercita-cita menjadi pemandu turis. Makanya ketika aku mendapat surat dari Universitas di Semarang yang mengabarkan aku lolos seleksi tanpa tes, bahagianya...
Tapi ada separuh hati di sebelah sana yang merasa tidak bahagia. Ya , Rian kekasih hatiku tidak bahagia mendengar ini. Kulihat ekspresi wajah yang dingin ketika aku berbinar-binar menyampaikan bahwa aku ditrima di Universitas di Semarang tanpa tes dengan jurusan yang aku impikan. Dilema rasanya menghadapi ini. Melanjutkan menggapai cita-cita atau aku harus berpisah jarak dengan pujaan hati.
Tiba-tiba pintu kamarku diketuk dari luar.
“ Ya ma.” Jawabku dari kamar.
“ Ada tamu, cepat ditemui.”
Lalu aku membuka pintu kamar. Dan kutemui mama dengan senyum mengembang.
“ Siapa ma?”
“ Pakai baju yang sopan. Ada Rian dan keluarganya di ruang tamu sama papa.”
“ Hah? Mau ngapain ma?” tanyaku keheranan.
“ Sudah ganti baju dulu sana. Kami tunggu di ruang tamu.”
Mama meninggalkanku dengan penuh kebingungan. Tapi tetap saja aku mematuhi perintah mama untuk ganti baju. Dan segera menuju ke ruang tamu. Tiba-tiba dada ini berdetak semakin kencang tatkala melihat ruang tamu yang penuh sesak. Ada Rian dengan orang tua dan kerabatnya, juga mama papaku. Eh tak ketinggalan mbak Tiur kakaku satu-satunya dan mas Bimo suaminya ikut hadir disitu.
“ Sini duduk, kata papa mengagetkanku.
Akupun menuruti papa untuk duduk disampingnya. Lalu papa melanjutkan percakapannya.
“ Ini anak saya yang paling kecil, namanya Rania. Ini yang akan dipinang nak Rian.
Aku langsung kaget dan menengok papa. Apa ini maksudnya ? sekujur tubuhku rasanya kaku. Mulutku tak bisa berkata-kata. Papa masih meneruskan pembicaraan di tengah kebingunganku.
“ Keluarga Rian datang kesini ingin melamarmu. Dan sebelum kamu berangkat ke Semarang Rian ingin mempersuntingmu menjadi istrinya. Apa kamu bersedia?”
“ Akuuu..”
“ Iya Ran, Aku tak sanggup jauh darimu. Kita akan menikah dan tinggal bersama di Semarang. Maukah Kau jadi istriku?” sela Rian tiba-tiba.
“ Tapi kita baru lulus SMA, bagaimana mungkin?”
“ Kenapa tidak nak, kalau kalian sudah saling menyukai segerakanlah.., pacaran setelah menikah.” Kata papa Rian.
“ Mbak Tiur..” aku meminta pendapat mbakusatu-satunya.
“ Kalau kamu mantap, mengapa tidak?”
“ Akuu”
“ Maukah kamu jadi istriku Ran?” Rian menghampiriku dan ingin memasangkan cincin di jari manisku.
“ Aku bingung ..pa ma gimana ini?”
“ Bismillah anakku. Daripada kalian melakukan dosa.” Kata papa.
Lalu akupun tersenyum mantap, menyodorkan jemariku kepada Rian. Aku mau menikah..bisikku dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...