Senin, 03 September 2018

TETANGGA YANG TAK DIINGINKAN


TETANGGA YANG TAK DIINGINKAN
By amieopee

Rasanya badan ini remuk redam. Tidurpun tak nyenyak...terlentang susah..hadap kanan,hadap kiri..berasa latihan PASIBRAKA..ups..kayak pernah aja! Duh kenapa yak.. boyongan pindahan rumah dah seminggu ku jalani ini tak kunjung selesai. Berkarung-karung pakaian, mainan anak,buku-buku dan barang-barang lainya, aduhai...nikmatnya. bolak-balik dari rumah kontrakan ke rumah yang baru, di sela-sela kesibukanku dan suamiku, kujalani dengan begitu antusias. Andaikan punya robot yang bisa membantu menyelesaikan tugas ini. Selesai dalam angkut-angkut barang, belum menata dirumah kami yang kecil mungil indah dan nyaman..aih...rumah idaman,buat kami. Karena bisa memilikinya butuh perjuangan yang luar biasa. Setelah 8 tahun kami impikan..akhirnya terwujud. Alhamdulillah...
Melihat pemandangan diruang tamu, rasanya ingin segera mengeksekusi dan menata ke pos masing-masing. Tapi apa daya badan ini susah untuk di ajak kompromi, mata juga hanya 5 watt. Kuatkanlah ya Allah...manusia boleh berencana, tapi Allah yang menentukan. Berlanjutlah tidurku. Tak terasa hari dah menjelang maghrib, pulas juga tidurku. Ku cari-cari dua sosok makhluk kesayanganku tapi tak jua ku temukan. Akhirnya sampailah aku di teras rumah. Motor di depan rumah juga tidak ada, pasti abi dan hisyam pergi.kemana ya? Kenapa nggak pamitan? Masih dalam kebingungan...aku merasa ada yang sedang memperhatikanku. Dan...ku tenggok ke kanan rumah, ternyata benar disana ada seorang wanita, kira-kira masih seumuran denganku. Memandangiku teduh...lalu aku tersenyum padanya..tapi dia hanya diam dan pergi begitu saja meninggalkanku. Iih...sombongnya pikirku, Diajak senyum bukanya membalas senyuman malah masuk rumah. Ya sudahlah..
Genap seminggu tertatalah rumah kami. Masih ada yang kurang sreg di hati, tapi bisa nanti saja kubenahi sambil jalan. Kupandangi tiap sudut ruangan untuk memastikan saja apa sudah pas letaknya atau belum  te tet...selesai juga. Saatmya memikirkan bikin hidangan, buat menjamu tamu yang datang menjenguk. Hal ini merupakan tradisi di kota kelahiranku. Apabila ada yang pindah rumah, para tetangga akan mengantarkan ke rumah yang baru. Dan mereka melakukan doa bersama dan pemilik rumah memberikan hidangan ala kadarnya untuk menjamu para tamu sebagai bentuk rasa terima kasih dan bersyukur pada Allah yang Maha pencipta.
“ Mau masak apa ya bie buat besok hari minggu?’
“ emang mimi bisa masak?”
“ Emang selama ini...”
Belum mulut ini tertutup. Anak semata wayang kami menyeletuk,,,
“ Mie goreng ma telor ceplok mi!”
Si abi malah ngakak tak berirama. Fals..
Tertawa aja fals apalagi nyanyi, dalam hatiku menggerutu.
“ mie goreng mimi enak kok bie, apalagi pakai telor, sedap” promo anaku
Aku Cuma senyum pahit. Itu bukan karena anakku, tapi karena tawa ejekan suamiku. Anaku aja tahu masakanku enak, itu baru mie goreng..coba aku masak yang lain...chef hotelpun akan lewat. Aku memang jarang masak di rumah, bukan tidak bisa masak, tapi lebih karena tidak ada waktu. Itu aja kok...
            Hari minggu tlah tiba...
Perhelatanpun di mulai. Para tamu silih berganti. Si kakak paling repot dalam melayani tamu. Menjelaskan bahwa sajian yang ada itu, semua masakan miminya. Akhirnya berasa ibu yang sholehah...hehe..
Setelah tamu-tamu pada pulang, aku mengirimkan makanan ke tetangga tetangga, yang paling utama adalah tetangga yang dekat rumah. Termasuk wanita misterius kemaren. Sudah seminggu ini aku tak melihatnya, maklum terlalu sibuk bebenah rumah baru. Ini saatnya aku berkenalan dengan tetangga. Tak kenal maka tak sayang.
Tetiba di rumah sebelah..
Ku ketuk pintu berkali kali tak kunjung terbuka. Kuberi salampun tak ada sahutan. Apa pergi ya...bathinku
“ Maaf ibu mau ada keperluan apa?” kata ibu-ibu mengangetkanku yang pas melewati depan rumah.
“ oh..ini bu, mau nganter makanan ke penghuni rumah ini. Maaf, apa orangnya ada di rumah?”
“ lo bukannya rumah itu tak berpenghuni sudah 1 tahun ini ya..?”
“ Maksudnya?” tanyaku kebingungan
“ Rumah itu rumah kosong bu, tak berpenghuni.”
“ O...”
“ Ya sudah mari bu, saya permisi dulu.” Kata ibu tadi sambil berlalu di hadapanku.
Tiba-tiba saja tangan ini kemetaran. Makanan yang aku pegangpun hampir saja jatuh. Kalau saja suamiku tidak menghampiriku, mungkin aku masih berdiri mematung disitu.
“ Mimi , ayo pulang. Istifar...tidak apa-apa, mungkin pengen kenalan sama mimi.” Kata suamiku sambil mengandeng tanganku berlalu dari situ.
Idih amit-amit kenalan ma wanita misterius itu. Lalu siapa ya wanita itu.
#komunitasonedayonepost
#ODOP_6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...