ANDAI KAU RASA
BY amieopee
Pagi ini aku harus
berhadapan lagi dengan bosku. Dua jam tadi aku harus meninggalkan pekerjaanku
dengan alasan yang sama. Yang membuat aku bingung aku harus membuat banyak
alasan yang berbeda padahal itu adalah rutinitas yang harus aku jalani setiap
hari kecuali hari libur.
“ Permisi Pak.” Kataku sambil masuk
keruangannya.
“ Oh ya, Adel darimana saja kau? Dari
tadi aku cari tak ada.”
“ Maaf pak, tadi..”
“ Ah..sudahlah yang itu kita bahas
nanti. Ini memngenai surat ini.” Pak Bos memberikan surat kepadaku.
“ Surat apa Pak?” tanyaku sambil
membuka dan membacanya.
“ Itu ada undangan antar perusahaan
di Semarang.”
“ Saya pak yang berangkat?”
“ Ya, sapa lagi? Kamu yang
berkompeten di bidang ini. Sabtu ini kamu berangkat sama saya.”
Lemas sudah tubuh ini.
Nanti anak-anak sama siapa ? bagaimana? Tidak keluar kota saja aku sudah kesulitan
menjalani kehidupan ini. Setiap pagi sebelum ke kantor, aku harus mengantar
sekolah ketiga anakku terlebih dahulu ke sekolahnya masing-masing. Yang
sebelumnya aku harus sudah menyiapkan bekal mereka, karena untuk sarapan
dirumah tidaklah mungkin. Jadi aku selalu masak untuk bekal mereka di sekolah.
5 kotak makanan untuk ketiga anakku, aku dan suamiku. Dari rumah pukul 06.00,
mengantar si sulung Abel dan anakku Dito nomer 2 di sekolah yang sama. Sengaja
kusekolahkan di satu yayaasan yang sama, agar aku lebih mudah antar jemput.
Yang pertama kelas 2 dan yang kedua kelas 1. Sedangkan si bungsu berumur 1
tahun. Sejak usia 3 bulan dia sudah tinggal di penitipan. Rasanya mau menangis
melihat adek harus dititipin disana. Tapi harus bagaimana lagi. Aku dan suami
tak punya saudara di kota ini.
Pulang kerja aku harus
membahas ini dengan suami. Bagaimanapun dia harus tahu. Aku bisa bekerja diluar
atas ijin suami. Aku harus membantu suamiku karena kebutuhan kami yang semakin
membesar. Yang tak akan cukup hanya dengan penghasilan suamiku yang hanya
seorang salesman buku. Penghasilanku yang lumayan bisa menopang kebutuhan
keluarga sangat membantu kehidupan kami. Dan posisiku di perusahaan ini sangat
baik. Tapi kalau aku harus keluar kota, bagaimana dengan anak-anakku.
“ Cuma dua hari kan ma?” tanya
suamiku.
“ Ya, tapi apa kalau kamu membolos
kerja dua hari tidak apa-apa?”
“ Aku tidak membolos, aku bisa minta
ijin untuk tidak keluar kota dua hari ini.
Cukup melegakan jawaban suamiku saat
ini. Semoga besok Sabtu akan baik-baik saja. Ijin suamiku lancar dan aku bisa
keluar kota dengan tenang.
Pagi
ini, aku tidak mengantar anak-anakku ke sekolah, karena aku dan Pak Bos harus
berangkat dari perusahaan pukul 06.00. Sebelum berangkat ke kantor, semua sudah
kusiapkan keperluan anak-anakku. Akhirnya akupun bisa dengan tenang menjalankan
tugas kantor. 3 jam perjalanan, lancar dan aman. Baru masuk hotel, ada telepon
dari suamiku.
“ Ma, kamu sudah sampai?”
“ Baru masuk hotel ini pa.”
“ Ma, aku tidak dapat ijin, bagaimana
ini? Anak-anak sudah di sekolah masing-masing. Aku pulang sore, ada nomer yang
bisa aku hubungi yang bisa membantu aku ma?”
Aku hanya bengong bingung mau
menjawab apa.
“ Ma...ma..kamu masih disana?”
#onedayonepost
#odop_6
Tulisan ini menyentuhku, menginspirasiku hingga ada tulisan ini, https://endyahku.blogspot.com/2018/10/mendidik-seorang-pria-sama-dengan.html
BalasHapushttps://endyahku.blogspot.com/2018/10/mendidik-seorang-pria-sama-dengan.html
Hapus