Kamis, 08 November 2018

13 A


13 A
By amieopee

Siang ini aku memilih pulang dengan kereta. Walaupun tawaran dari teman-teman yang membawa mobil untukku banyak. Aku sudah fall in love sama kereta. Selain cepat dan tidak bikin pusing. Karena jika aku naik bis atau mobil, mencium aroma solar kepalaku langsung pusing dan perutku mual. Transportasi kereta menjadi pilihanku saat aku harus keluar kota.
Seminar 3 hari di Semarang, membuat energiku terkuras. Dan rasa kangen dengan 2 jagoanku dirumah membuat aku ingin segera sampai. Hanya butuh satu jam 30 menit untuk sampai ke kota Batik. Eehm..kebayang aroma nasi megono, yang tak bisa kunikmati selama di Semarang. Walaupun disini menu hotel berbintang tersedia, tapi nasi megono begitu menggoda. Sampai di stasiun Poncol, aku segera menuju ke pembelian tiket. Kulihat disepanjang koridor orang-orang duduk menunggu jam keberangkatannya. Sampai ada yang duduk dilantai. Kereta menjadi pilihan favorit sebagian masyarakat, terbukti mereka rela antri berjam-jam menunggu kereta. Akhirnya aku berhasil mendapat tiket untuk pulang. Kuliat di tiket, keberangkatan pukul. 17.05 WIB. Masih ada waktu sekitar 2 jam. Aku pakai untuk isoma dulu.
Tiba-tiba suara toa memanggil penumpang untuk segera naik dan mengambil tempat duduk sesuai yang tertera di tiket. Tapi aku merasa bingung karena tempat dudukku sudah ada penghuninya. Sebagai rasa penasaranku, kubuka kembali tiket yang tadi kumasukkan dalam saku tasku. Kupelototi nomer yang ada disitu. Tapi dengan jelas tertulis 13A/3.
“ Permisi mas..” aku bersikap sopan dengan sepasang sejoli didepanku.
Tapi laki-laki didepanku ini tak mendengar sapaanku. Cewek yang disampingnya memberitahu laki-laki yang berada disampingnya. Tapi dia tak kunjung membalas sapaanku.
“ Permisiiii” sengaja kukeraskan volume suaraku. Aku yakin dia mendengar tapi pura-pura tidak mendengar. Lalu aku memutuskan untuk berbicara dengan sang cewek.
“ Maaf mbak, ini tempat duduk saya.” Sambil kutunjukkan tiket yang ada ditanganku.
Si cewek langsung memberi tanda pada cowoknya untuk pindah dari situ. Tapi laki-laki itu lagi-lagi tak menghiraukan.
“ Maaf mbak, bisa tinggalkan kursi nomer 13 A?”
“ Apa sih! Bisa kan kamu duduk dikursi depan. Itu juga masih kosong. Ribet banget sih!” kata laki-laki itu dengan lagak yang menjengkelkan.
“ Maksud anda? Tiket anda nomer berapa? Yang ribet itu anda, anda yang duduk tidak sesuai dengan nomer tiket. Tapi malah menyalahkan orang lain. Aneh!”
“ Bawel banget ya, sama-sama tempat duduk dibuat repot.!”
Rasanya pingin kubalik kursi itu jika aku mampu. Kalau saja aku bisa merubah jadi tobot x,uups..
“ Oke, anda mau pindah atau saya panggilkan petugas?” tantangku.
Kulihat raut wajahnya langsung berubah. Sepasang sejoli itupun akhirnya meninggalkan kursi 13 A. Akhirnya aku bisa duduk di kursi 13A. Bukan karena aku ngefans dengan nomer itu. Tapi dimanapun dan kapanpun kita berada kita harus beradab. Ada aturanya. Kalau mau duduk sesukanya ya naik aja angkot atau mobil pribadi. Ini kan fasilitas umum, sudah ada tiket dan aturannya maka patuhilah. Entah kemana mereka pindah, aku tak peduli. Yang ingin kurasakan sekarang adalah rebahan manja dikursi 13A ini untuk melepas lelah. Menikmati perjalanan dengan ketenangan dan kenyamanan serta selamat sampai tujuan.

#onedayonepost
#tantangan1
#fiksi
#odop_6

6 komentar:

  1. Pengalaman pribadi ya, mbak? Aku juga paling sebel kalau ketemu orang yang seenaknya nyerobot tempat duduk gitu. 😐

    BalasHapus
  2. Aku juga sebel. Tapi, yaudin, biarin.

    BalasHapus
  3. aku tinggalkan jejakku di blog ini

    BalasHapus
  4. Cowok kayak gt tendang aja mbak keluar kereta, hehehe

    BalasHapus

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...