13
A
By
amieopee
Siang
ini aku memilih pulang dengan kereta. Walaupun tawaran dari teman-teman yang
membawa mobil untukku banyak. Aku sudah fall
in love sama kereta. Selain cepat dan tidak bikin pusing. Karena jika aku
naik bis atau mobil, mencium aroma solar kepalaku langsung pusing dan perutku mual.
Transportasi kereta menjadi pilihanku saat aku harus keluar kota.
Seminar
3 hari di Semarang, membuat energiku terkuras. Dan rasa kangen dengan 2
jagoanku dirumah membuat aku ingin segera sampai. Hanya butuh satu jam 30 menit
untuk sampai ke kota Batik. Eehm..kebayang aroma nasi megono, yang tak bisa
kunikmati selama di Semarang. Walaupun disini menu hotel berbintang tersedia,
tapi nasi megono begitu menggoda. Sampai di stasiun Poncol, aku segera menuju
ke pembelian tiket. Kulihat disepanjang koridor orang-orang duduk menunggu jam
keberangkatannya. Sampai ada yang duduk dilantai. Kereta menjadi pilihan
favorit sebagian masyarakat, terbukti mereka rela antri berjam-jam menunggu
kereta. Akhirnya aku berhasil mendapat tiket untuk pulang. Kuliat di tiket,
keberangkatan pukul. 17.05 WIB. Masih ada waktu sekitar 2 jam. Aku pakai untuk
isoma dulu.
Tiba-tiba
suara toa memanggil penumpang untuk segera naik dan mengambil tempat duduk
sesuai yang tertera di tiket. Tapi aku merasa bingung karena tempat dudukku
sudah ada penghuninya. Sebagai rasa penasaranku, kubuka kembali tiket yang tadi
kumasukkan dalam saku tasku. Kupelototi nomer yang ada disitu. Tapi dengan
jelas tertulis 13A/3.
“
Permisi mas..” aku bersikap sopan dengan sepasang sejoli didepanku.
Tapi
laki-laki didepanku ini tak mendengar sapaanku. Cewek yang disampingnya
memberitahu laki-laki yang berada disampingnya. Tapi dia tak kunjung membalas
sapaanku.
“
Permisiiii” sengaja kukeraskan volume suaraku. Aku yakin dia mendengar tapi
pura-pura tidak mendengar. Lalu aku memutuskan untuk berbicara dengan sang
cewek.
“
Maaf mbak, ini tempat duduk saya.” Sambil kutunjukkan tiket yang ada
ditanganku.
Si
cewek langsung memberi tanda pada cowoknya untuk pindah dari situ. Tapi laki-laki
itu lagi-lagi tak menghiraukan.
“
Maaf mbak, bisa tinggalkan kursi nomer 13 A?”
“
Apa sih! Bisa kan kamu duduk dikursi depan. Itu juga masih kosong. Ribet banget
sih!” kata laki-laki itu dengan lagak yang menjengkelkan.
“
Maksud anda? Tiket anda nomer berapa? Yang ribet itu anda, anda yang duduk
tidak sesuai dengan nomer tiket. Tapi malah menyalahkan orang lain. Aneh!”
“
Bawel banget ya, sama-sama tempat duduk dibuat repot.!”
Rasanya
pingin kubalik kursi itu jika aku mampu. Kalau saja aku bisa merubah jadi tobot
x,uups..
“
Oke, anda mau pindah atau saya panggilkan petugas?” tantangku.
Kulihat
raut wajahnya langsung berubah. Sepasang sejoli itupun akhirnya meninggalkan kursi
13 A. Akhirnya aku bisa duduk di kursi 13A. Bukan karena aku ngefans dengan
nomer itu. Tapi dimanapun dan kapanpun kita berada kita harus beradab. Ada aturanya.
Kalau mau duduk sesukanya ya naik aja angkot atau mobil pribadi. Ini kan
fasilitas umum, sudah ada tiket dan aturannya maka patuhilah. Entah kemana
mereka pindah, aku tak peduli. Yang ingin kurasakan sekarang adalah rebahan
manja dikursi 13A ini untuk melepas lelah. Menikmati perjalanan dengan
ketenangan dan kenyamanan serta selamat sampai tujuan.
#onedayonepost
#tantangan1
#fiksi
#odop_6
Pengalaman pribadi ya, mbak? Aku juga paling sebel kalau ketemu orang yang seenaknya nyerobot tempat duduk gitu. 😐
BalasHapusAku juga sebel. Tapi, yaudin, biarin.
BalasHapusPukul. Hajar...
BalasHapusaku tinggalkan jejakku di blog ini
BalasHapusmakasih teman-teman..
BalasHapusCowok kayak gt tendang aja mbak keluar kereta, hehehe
BalasHapus