MISTERI
MANUSIA BERKEPALA DUA
By
Amieopee
Setelah
kegiatan bimtek yang menguras energi dan pikiran hari ini, kami rombongan
guru-guru 13 Mapel se kota, diberikan waktu untuk istirahat. Sebagian ada yang
langsung kamar penginapan, tapi sebagian lagi menggunakan waktu ini untuk
sekedar jalan-jalan di daerah sekitar tempat Bimtek kami. Termasuk aku.
Istirahat
tak harus dengan tidur, menikmati pemandangan hijau daun teh di daerah ini
sungguh menyegarkan dan membikin otak yang seharian harus bekerja dengan
deretan soal-soal HOTS ini menjadi lebih fresh. Mungkin ini salah satu pilihan
yang tepat dari panitia penyelenggara yang memilih tempat yang hijau dan asri. Saatnya
aku dan teman-teman merefresh otak.
Kami
menapaki jalan setapak diantara deretan hijaunya daun teh. Sangat indah sekali
ciptaanNYA. Sesekali kami berselfi untuk mengabadikan keindahan kebun teh. Bersenda
gurau mengurangi penat. Tak terasa hari mulai gelap, karena ini memang daerah
pegunungan jadi kabut pun mulai menebal. Kami memutuskan untuk turun. Tapi kami
sulit menemukan jalan untuk pulang. Keasyikan menikmati pemandangan dan
berselfi ria membuat kami lupa, kami telah jauh dari tempat bimtek.
“
Bagaimana ini kok ga tembus-tembus ya jalannya?” tanya Nia temanku yang mulai
ketakutan.
“
Kok atap Gedung Bimtek ga keliatan ya? Perasaan tadi kita ada dibelakangnya?”
aku juga mulai was-was.
“
aku jadi inget kata bapak penunggu villa tadi.” Heri temanku mulai membuat bulu
kuduk kami merinding.
“
APAA? Tanya kami bertiga kompak.
“
Dulu ada cerita tentang misteri manusia berkepala dua.”
“
Yang bener kamu?” tanyaku menyelidik.
“
Maksudnya ada manusia berkepala dua?” kata Nia sambil menghimpitkan tubuhnya
diantara aku dan Nita.
“
Masak si? Kok belum pernah denger cerita seperti itu.” Kata Nita tak percaya.
“
Kata Bapak itu, kalau petang datang, manusia berkepala dua itu sering muncul
diantara rerimbuan daun teh di kebun teh ini.”
Belum
genap ketakutan kami, tiba-tiba ada pergerakkan diantara rimbun daun teh. Serempak
kami pun melangkah mundur. Lalu heri dengan sigap melindungi kami bertiga
dengan berada di barisan depan. Kamipun berjalan mengendap-endap mengikuti
langkah Heri, masih beberapa langkah..
“
Jangan-jangan..manusia berkepala du...”
Belum
selesai Heri berkata, dia berlari terbirit-birit. Tanpa diaba-aba, kami bertigapun
lari mengikutinya. Kami berlari sekencang tenaga. Dan tanpa terasa kami berada
pas di depan villa penginapan.
“
Kalian lagi ngapain?” tanya Robi di halaman villa sedang duduksantai.
“
Adaa seetan disana.” Jawan Heri sambil ngos-ngosan menata napas.
Kami
bertiga hanya bisa duduk lemas diatas rerumputan.
“
Setan apa?”
“
Setan berkepala dua..” jawab Heri.
“
Hahaha” Robi malah tertawa mendengar penjelasan Heri.
“
Kamu kebanyakan nonton film horor sih, dah sana mandi. Bentar lagi Maghrib
terus kita masuk lagi.” Kata Robi sambil meninggalkan kami berempat yang masih
kebingungan.
“
Lalu tadi kelas itu apa ya?” tanyaku masih penasaran.
Tiba-tiba,
bapak penjaga Villa muncul dari samping villa.
“
Manusia berkepala dua?” tanyanya
“
Emang betulan ada?”
“
Ada. Biasanya muncul kalau mau petang. “
“
Sungguh?”
“
Ya, liat motor yang baru lewat barusan?”
Kamipun
melihat motor yang baru melewati kami, dinaiki sepasang muda-mudi yang asyik
bersenda gurau.
“
Kenapa dengan mereka?” tanyaku penasaran.
“
Mereka akan menjelma menjadi manusia berkepala dua.”
“
Hah? Maksudnya?” tanya Nia sambil melototkan matanya.
“
Ya, setelah mereka berada dirimbunan daun teh badan mereka tak terlihat tapi
hanya kepalanya yang kelihatan.”
Kami
berempatpun tertawa. Ada-ada saja Bapak ini.
“
Emang mereka bukan warga sekitar sini? Tidakkah ada tindakan dari masyarakat
sekitar sini untuk mencegah perilaku remaja yang menyimpang itu?”
“
Sudah mbak, tapi namanya anak-anak sekarang selalu saja mencari celah.” Jelas Bapak
tersebut.
Tetap
saja orang tua menjadi penanggung jawab terbesar bagi perkembangan
anak-anaknya, selain guru di sekolah. Pendidikan Agama menjadi pondasi yang
paling penting. Semoga tidak ada lagi manusia berkepala dua, jika kita Guru,
orang tua dan masyarakat bersinergi.
#tantangantemabebas
#kelasfiksi
#onedayonepost
#Odop_6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar