Sabtu, 01 Desember 2018

CATATAN SEORANG GURU BK ( Abel )


CATATAN SEORANG GURU BK
( Abel )
By Amieopee


“ Sudah berapa hari Abel tidak masuk?”
“ Tiga hari bu, tapi kemarin masuk.” Jawab Siska teman sebangkunya.
Setelah keluar dari kelas itu, kubuka buku siswa asuh. Kulihat deretan nama dibukuitu. Yups ketemu. Abelia Dinda. Anak yang bagus. Kulihat baris berikutnya, nama Ayah Herlambang, nama ibu Dinda Ayu. Alamat yang tertera disitu, Perum. Pantaisari 8 No. 5. Wah kalau ini deket banget dengan sekolah. Pulang sekolah aku akan mampir kerumahnya.

Kubuka lagi buku siswa asuh, sekilas kubaca isi didalamnya. Abelia Dinda, tidak ada catatan masalah yang berarti. Cuma muncul dua bulan terakhir ini, yaitu siswa sering terlambat dan sering tidak masuk tanpa keterangan. Kulihat kolom pekerjaan orang tua, Ayahnya bekerja di kantor pemerintahan seorang pejabat daerah. Dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Pasti jam pulang sekolah ada dirumah

Maka siang yang panas ini, aku menuju ke rumah Abel. Kuliat rumah ini cukup besar, dengan pagar besi warna hitam menambah kokohnya bangunan. Tapi sepi seperti tak berpenghuni. Ku ketuk pintu rumahnya, tak ada sahutan. Kuulangi dan memberi salam, tapi tak ada balasan dari penghuni rumah. Lalu aku mencoba keluar pagar, mencari seseorang yang bisa aku mencari informasi. Kulihat ada seorang ibu-ibu sebaro baya yang berjalan menghampiriku dengan terkopoh-kopoh.
“ Maaf bu, saya dari warung.” Perempuan itu sambil membukakan pintu.
“ Mari ibu masuk.”
“ Iya bu terima kasih.”
Akupun duduk di ruang tamu. Ku lihat perempuan itu masuk kedalam rumah, dan kembali menemuiku dengan membawakanku secangkir teh dan meletakkan di meja.
“ Maaf, tadi belum sempat menanyakan, ibu mau ketemu si eneng? Eh maksudnya neng Abel?”
“ Ya bu. Saya Shakinah. Guru Abel. Abelnya dirumah?”
“ Neng Abel masih tidur bu. Sudah 4 hari ini sakit. Udah bibi bawake dokter tapi obatnya tidak mau diminum.”
“ Bapak atau ibunya Abel ada?”
“ Bapak jam segini belum pulang bu, kalau ibu jarang dirumah. Neng Abel sakit aja, belum tahu. Saya telpon nggak pernah ditrima. “
“ Emang keluar kota?”
“ Tidak si bu, tapi pulang malam-malam. Jadi saya nggak pernah ketemu.”
“ Oh. Boleh saya menengok Abel?”
“ Mari bu, saya antar ke kamarnya.”

Lalu akupun mengikuti langkah bibi sampai ke lantai dua. Dibukanya pintu kamar itu. Kulihat kamar Abel yang begitu tertata rapi. Dan diatas ada rak yang berisi deretan buku-buku. Ternyata Abel suka membaca. Kulihat sekilas judul-judul buku disitu bukan buku pelajaran. Banyak judul novel-novel ternama. Selera bacanya oke juga.
Kulihat tubuh mungil itu tertidur lunglai. Kudekati dan kubelai lembut. Keningnya panas. Tiba-tiba tubuh mungil mengeliat dan terbangun. Dan Abelpun kaget melihat kehadiranku.
“ Ibu?.” Kamu berusah bangun.
“ Udah tiduran aja, maaf ibu menganggu.”
“ Merepotkan ya bu, maaf kamar Abel berantakan.”
“ Kamar begini rapi dan bersih dibilang berantakan, apa khabar dengan kamar ibu?”
Abel tersenyum. Manis banget. Baru kulihat senyuman itu. Ada kegetaran yang tersimpan disana. Abel.
“ Obatnya diminum. Biar baikan sayang.”
Kamu malah meneteskan airmata. Lalu kuraih badan mungil itu. Berusaha memberikan kehangatan walau sedikit. Abel pun terisak dalam tangisnya. Semakin erat dia memelukku. Oh..semenderita itulah dirimu.
( bersambung lagi ya gaes..)

#temabebas
#kelasfiksi
#onedayonepost
#Odop_6



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...