Kamis, 27 Desember 2018

NAHAN ITU BERAT , GUE NGGAK KUAT


NAHAN ITU BERAT , GUE NGGAK KUAT
By Amieopee


Setiap saat harus aku lihat pemandangan ini. Pemandangan dimana melhat kamu dengan segala kelakuanmu yang membuatku enek. Dari pertama jadian denganmu, Raditya Putra seorang yang punya latar pendidikan bagus, ketua osis, anak orang kaya dan seabrek predikat keren dibelakangnya. Semua orang mengaguminya, termasuk aku. Tapi itu dulu.
Awalnya begitu indah, semua terasa menyenangkan. Kamu juga perlakukanku laksana ratu. Beriringnya waktu, semuanya berubah. Berbalik 360° dari rasamu yang dulu kepadaku.
“ Kenapa pakai baju yang itu?” protesmu saat kita akan pergi nonton.
“ Memang kenapa? Ada yang salah?”
“ Kamu pakai dres yang kemarin aku belikan buatmu saja, ganti sana!”
“ Harus?”
“ Iyalah, kamu kok nggak nurut sama aku sekarang?”
“ Oke.” Jawabku datar.
Lalu aku berlalu dari hadapannya menuju kamar. Rasanya ingin kubatalkan saja acara nonton malam ini. Tapi tiket itu sudah terbeli, sayang. Aku juga bukan tipe orang yang suka buang uang percuma. Baiklah saat ini aku menurutimu. Memakai dres panjang selutut warna salem. Cantik juga, kulihat diriku di cermin. Ah..tapi ini bukan seleraku.
“ Nah itu baru pacarku, cantik.” Pujimu setelah melihat penampilanku.
Sampai di bioskop, aku menjadi seperti orang lain. Berjalan bak putri Raja, menyesuaikan baju yang aku pakai. Semua mata seakan memandangku. Mata mereka seperti menelanjangiku. Pandangan mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki. Oh GOD, apa ini Cuma perasaanku.  Rasanya ingin kuberlalu meninggalkan Raditya malam itu. It’s not me!
Seminggu telah berlalu. Aku ikut sibuk mempersiapkan acara ultahmu. Malas sebetulnya, tapi aku harus melakukannya. Dari booking tempat, pernak-pernik hiasan sesuai tema yang kamu mau, sampai dresscote. Alamak. it’s  you, Raditya! Seorang cowok, anak SMA, nyiapin pesta ultah seperfec ini. Aku yang cewek saja, rasanya tak sanggup. Setelah semua siap, kurebahkan badanku dipojok tempat duduk di tepi kolam renang hotel itu. Kulihat hasil dari tadi aku dan sahabat-sahabatku mendesain kolam renang itu sesuai kemauan Raditya. Lilin-lilin kecil yang bertaburan di kolam, lampu-lampu kecil yang dipajang di pohon, balon-balon, pernak-pernik yang indah menambah suasana menjadi romantis. Souvenir untuk para tamu undangan. Rasanya tak ada yang terlewat, semoga. Bisa kena damprat nanti aku. Badanku rasanya mau copot dari pagi aku sibuk mempersiapkan ini. Dan Raditya..dia hanya dirumah mempersiapkan busana yang akan dia pakai. Oh no, busana? Aku sama sekali tidak kepikiran itu, ku liat pukul 5 sore. Dengan cepat aku bangun dari tempat duduku, bergegas menuju tempat parkir mengambil motorku. Aku harus pergi ke toko baju, untuk membeli baju sesuai tema.
Putih dan merah muda. Warna itu hampir tak ada di lemariku. Makanya akulangsung meluncur ke toko baju dekat hotel itu. Sebetunya banyak kutemaukan, tapi rasanya tak ada yang masuk kategori. Selain model, harga tak sesuai kantong. Bagaimana ini? Waktu terus berjalan. Akhirnya aku berada di depan meja kasih. Ku temukan model yang kusuka dan sesuai isi kantong. Yup..celana semi jeans warna putih dan atasan kaos cantik agak fiminin warna pink. Jangan tanya harga, karena ini harga termahal yang pernah kubeli dengan uangku sendiri.
Setelah berdandan soft, aku berangkat ke pesta Raditya. Aku agak terlambat karena persiapan baju ini. Tiba di hotel, sudah banyak tamu-tamu, teman dari Raditya dan ada sebagian kolega orang tuanya. Semua mata tamu undangan tiba-tiba menuju kepadaku. Tapi kuacuhkan saja. Aku berjalan menuju Raditya yang tengah sibukmenerima kado dan ucapan dari para tamu undangan.
“ Haiii” sapaku pada Raditya.
“ Kamu? Anin kenapa baru datang?” lalu kamu menarik tanganku ke tepi kolam, menjauh dari kerumunan orang.
“Kamu kenapa pakai baju seperti ini?”
“ Maksud kamu?”
“ Ini hari ultahku, kamuuu”
“ Harusnya aku bagaimana? ini baju aku beli dengan harga termahal. Kurang apa? Jawabku kesal.
“ Liat sana! “ kamu membalikkan tubuhku ke para tamu undangan.
“ Mereka pakai dress. Bermake up. Sedang kamu? Kamu pacarku Nin, semua tamu akan melihat kamu. Kita.”
Kata-katamu tajam pas ditelingaku. Tanpa terasa airmataku mengalir. Aku tak mampu untuk membendungnya. Aku berdiri kaku di depanmu. Rasanya aku ingin berlari kencang meninggalkan tempat ini. Tapi aku masih bisa menahan. Kuserahkan kado yang ada di tanganku. Kado itu sudah kupersiapan jauh-jauh hari.
“ Maaf Raditya. Ini untukmu. Kalaupun nanti kau tak berkenan, buang saja. Aku lelah bersamamu. Berpura-pura menjadi seperti apa yang kamu inginkan. Aku mencobanya. Terus mencoba. Tapi apa yang aku lakukan, rasanya selalu salah dimatamu. Terimakasih selama ini sudah menjadi orang terdekatku. Aku sudah tak mampu. Kita udahan saja.”
“ Anin, apa maksudmu?” kamu mencoba menahanku.
Tapi aku tetap melangkah pergi meninggalkanmu, meninggalkan pestamu. Pesta yang telah kurancang atas idemu. Mungkin Cuma itu yang bisa aku beri untukmu. Selamat tinggal Raditya. BYE...

#onedayonepost
#Odop_6
#fiksi

5 komentar:

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...