NAHAN ITU BERAT , GUE
NGGAK KUAT
By Amieopee
Setiap
saat harus aku lihat pemandangan ini. Pemandangan dimana melhat kamu dengan
segala kelakuanmu yang membuatku enek. Dari pertama jadian denganmu, Raditya
Putra seorang yang punya latar pendidikan bagus, ketua osis, anak orang kaya
dan seabrek predikat keren dibelakangnya. Semua orang mengaguminya, termasuk
aku. Tapi itu dulu.
Awalnya
begitu indah, semua terasa menyenangkan. Kamu juga perlakukanku laksana ratu.
Beriringnya waktu, semuanya berubah. Berbalik 360° dari rasamu yang dulu
kepadaku.
“
Kenapa pakai baju yang itu?” protesmu saat kita akan pergi nonton.
“
Memang kenapa? Ada yang salah?”
“
Kamu pakai dres yang kemarin aku belikan buatmu saja, ganti sana!”
“
Harus?”
“
Iyalah, kamu kok nggak nurut sama aku sekarang?”
“
Oke.” Jawabku datar.
Lalu
aku berlalu dari hadapannya menuju kamar. Rasanya ingin kubatalkan saja acara
nonton malam ini. Tapi tiket itu sudah terbeli, sayang. Aku juga bukan tipe
orang yang suka buang uang percuma. Baiklah saat ini aku menurutimu. Memakai
dres panjang selutut warna salem. Cantik juga, kulihat diriku di cermin.
Ah..tapi ini bukan seleraku.
“
Nah itu baru pacarku, cantik.” Pujimu setelah melihat penampilanku.
Sampai
di bioskop, aku menjadi seperti orang lain. Berjalan bak putri Raja,
menyesuaikan baju yang aku pakai. Semua mata seakan memandangku. Mata mereka
seperti menelanjangiku. Pandangan mereka dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Oh GOD, apa ini Cuma perasaanku. Rasanya ingin kuberlalu meninggalkan Raditya
malam itu. It’s not me!
Seminggu
telah berlalu. Aku ikut sibuk mempersiapkan acara ultahmu. Malas sebetulnya,
tapi aku harus melakukannya. Dari booking
tempat, pernak-pernik hiasan sesuai tema yang kamu mau, sampai dresscote. Alamak. it’s you, Raditya! Seorang cowok, anak SMA,
nyiapin pesta ultah seperfec ini. Aku yang cewek saja, rasanya tak sanggup.
Setelah semua siap, kurebahkan badanku dipojok tempat duduk di tepi kolam
renang hotel itu. Kulihat hasil dari tadi aku dan sahabat-sahabatku mendesain
kolam renang itu sesuai kemauan Raditya. Lilin-lilin kecil yang bertaburan di
kolam, lampu-lampu kecil yang dipajang di pohon, balon-balon, pernak-pernik
yang indah menambah suasana menjadi romantis. Souvenir untuk para tamu undangan. Rasanya tak ada yang terlewat,
semoga. Bisa kena damprat nanti aku. Badanku rasanya mau copot dari pagi aku
sibuk mempersiapkan ini. Dan Raditya..dia hanya dirumah mempersiapkan busana
yang akan dia pakai. Oh no, busana? Aku sama sekali tidak kepikiran itu, ku
liat pukul 5 sore. Dengan cepat aku bangun dari tempat duduku, bergegas menuju
tempat parkir mengambil motorku. Aku harus pergi ke toko baju, untuk membeli
baju sesuai tema.
Putih
dan merah muda. Warna itu hampir tak ada di lemariku. Makanya akulangsung meluncur
ke toko baju dekat hotel itu. Sebetunya banyak kutemaukan, tapi rasanya tak ada
yang masuk kategori. Selain model, harga tak sesuai kantong. Bagaimana ini?
Waktu terus berjalan. Akhirnya aku berada di depan meja kasih. Ku temukan model
yang kusuka dan sesuai isi kantong. Yup..celana semi jeans warna putih dan
atasan kaos cantik agak fiminin warna pink. Jangan tanya harga, karena ini
harga termahal yang pernah kubeli dengan uangku sendiri.
Setelah
berdandan soft, aku berangkat ke
pesta Raditya. Aku agak terlambat karena persiapan baju ini. Tiba di hotel,
sudah banyak tamu-tamu, teman dari Raditya dan ada sebagian kolega orang
tuanya. Semua mata tamu undangan tiba-tiba menuju kepadaku. Tapi kuacuhkan
saja. Aku berjalan menuju Raditya yang tengah sibukmenerima kado dan ucapan
dari para tamu undangan.
“
Haiii” sapaku pada Raditya.
“
Kamu? Anin kenapa baru datang?” lalu kamu menarik tanganku ke tepi kolam,
menjauh dari kerumunan orang.
“Kamu
kenapa pakai baju seperti ini?”
“
Maksud kamu?”
“
Ini hari ultahku, kamuuu”
“
Harusnya aku bagaimana? ini baju aku beli dengan harga termahal. Kurang apa?
Jawabku kesal.
“
Liat sana! “ kamu membalikkan tubuhku ke para tamu undangan.
“
Mereka pakai dress. Bermake up. Sedang kamu? Kamu pacarku Nin, semua tamu akan melihat
kamu. Kita.”
Kata-katamu
tajam pas ditelingaku. Tanpa terasa airmataku mengalir. Aku tak mampu untuk
membendungnya. Aku berdiri kaku di depanmu. Rasanya aku ingin berlari kencang
meninggalkan tempat ini. Tapi aku masih bisa menahan. Kuserahkan kado yang ada
di tanganku. Kado itu sudah kupersiapan jauh-jauh hari.
“
Maaf Raditya. Ini untukmu. Kalaupun nanti kau tak berkenan, buang saja. Aku
lelah bersamamu. Berpura-pura menjadi seperti apa yang kamu inginkan. Aku
mencobanya. Terus mencoba. Tapi apa yang aku lakukan, rasanya selalu salah
dimatamu. Terimakasih selama ini sudah menjadi orang terdekatku. Aku sudah tak
mampu. Kita udahan saja.”
“
Anin, apa maksudmu?” kamu mencoba menahanku.
Tapi
aku tetap melangkah pergi meninggalkanmu, meninggalkan pestamu. Pesta yang
telah kurancang atas idemu. Mungkin Cuma itu yang bisa aku beri untukmu.
Selamat tinggal Raditya. BYE...
#onedayonepost
#Odop_6
#fiksi
Keren ceritanya 👍😍
BalasHapusmasih rempahan rempeyek mba kiky
HapusKirain Raditya Dika 😁😁😁
BalasHapusWah saya membacanya sambil membayangkan Raditya Dika. Keren...
BalasHapusyang ada dalam benak saya itu hehe
BalasHapus