Jumat, 04 Januari 2019

AKU CUMA PUNYA HATI


AKU CUMA PUNYA HATI
By amieopee

Mungkin ini bukan yang pertama kau melakukannya padaku. Sejak pertunanganku denganmu, yang kurasakan kau semakin menjauh dariku. Alasanmu karena kamu melanjutkan study S2 kesibukanmu bertambah. Jadi kamu jarang pulang ke kota ini untuk menemuiku. Aku maklumi. Kamu bekerja dari hari Senin sampai Jumat. Sabtu sampai minggu kamu kuliah. Bisa kubayangkan betapa sibuknya kamu. Kadang menelponku saja kamu tak sempat. Ya sudahlah..
Minggu depan, perusahaanku bekerja ada acara gathering di kota dimana kamu bekerja. Aku berencana mampir menjengukmu. Sudah 3 bulan ini kamu tidak pulang. Ingin melepas rindu barang sebentar. Hari yang kunanti pun tiba. Aku mencoba menghubungimu, tapi kamu tak menerima teleponku. Lalu aku mengirim pesan padamu, berharap kamu tahu kalau aku disini menantimu.
Setelah seharian acara gathering di hotel, kurebahkan tubuh ini di tempat tidur. Lalu kubuka ponselku, kucari namamu di ponselku berharap kamu membalas pesanku tadi. Ternyata ada, langsung aku bangun dan duduk di tepian tempat tidur membaca balasan pesanmu.
 Maaf, baru buka pesanmu. Memang kamu dimana?
Aku di Hotel P, kamu bisa nemuin aku? Sore ini acaranya free.
Ya.
Akhirnya, rasa rindu ini akan terbayar. Sekarang kayak apa ya kamu? Tiga bulan terasa begitu berat untukku. Setelah bersiap-siap aku menunggumu di lobi hotel. Dari kejauhan kulihat sosok yang begitu kurindukan. Semakin dekat, semakin berdetak keras jantung ini. Lalu kamu mendekat dan tersenyum padaku.
“ Maaf, lama nunggunya ya?”
“ Nggak kok. Duduk dulu atau..”
“ Langsung aja ya, kita keluar. “ jawabmu sambil kamu gandeng tanganku mesra. Lalu aku dan kamu menuju ke mobilmu. Dengan pasrah aku mengikuti jejak langkahmu. Mencium aroma tubuh yang kurindukan membuatku ingin lama sampai ke parkiran mobil.
“ Kamu mau aku ajak kemana? Kita jalan-jalan dulu atau makan?”
“ Kemana saja asal sama kamu.”
Tiba-tiba ponselmu berdering. Kamupun menjawab telepon dengan satu kata YA. Tak tahu apa isi percakapanmu. Tapi perasaanku tak menentu.
“ Yank, maaf kita makan saja langsung ya, jalan-jalanya ditunda dulu. Barusan dapat telepon dari kantor, harus cepat balik.”
“ Nggak usah makan, lagian aku masih kenyang.” Jawabku tak bersemangat.
“ Yank..kamu marah?”
Aku cuma menggeleng. Dalam hati aku ingin berteriak, aku kangen sama kamu..tanpa terasa air mataku menetes. Lalu kamu pun mendekat membelai lembut rambutku.
“ Apa kita jalan-jalan saja?” ajakmu.
“ Aku mau disini saja. Jam berapa kamu harus ke kantor?”
“ Satu jam lagi.”
Kunikmati waktu satu jam ini duduk di mobil berdua denganmu. Aku berdoa waktu berhenti, agar aku menikmati kebersamaan denganmu. Kupandangi wajahmu yang lama tak kujumpai. Jangankan bertemu, sekedar menelpon atau mengirim pesan saja kamu tak sempat. Tak jemu-jemu aku memandangimu. Tanpa terasa satu jam pun berlalu.
“ Yank..” suaramu membuyarkan lamunanku.
“ Iya, sudah satu jam ya?” kubuka pintu mobil dan berlalu darimu.
Berharap langkah kakiku kamu hentikan. Tapi sampai pintu hotel, tak ada kudengar namaku dipanggil. Sudah tak berartikah diriku untukmu? Aku menengok kearah mobilmu pun sudah tak terparkir disana. Kamu...
            Baru mau memencet tombol lift, temanku keluar dari pintu lift.
“ Hai mau kemana An?” tanya temanku Nanda
“ Mau ke kamar.”
“ Ayo ikut jalan-jalan saja. Menikmati sorenya kota ini. Ramai-ramai kok.
Akhirnya aku dan teman-temanku pergi ke mall deket hotel dengan berjalan kaki sambil menikmati suasana sore kota yang sejuk ini. Pandanganku tiba-tiba tertuju pada mobil Juke putih  yang terparkir di depan sebuah kafe. Mataku mencari-cari sosok seseorang disana. Dan betul saja, kulihat kamu sedang duduk bermesraan dengan seorang perempuan rambut panjang. Darah ini mendidih, tapi berusaha kuat dan mengambil ponsel di tas.
“ Hallo..ada apa yank?” jawabmu di seberang sana.
“ Kamu sudah sampai di kantor?”
“ Ya , ni baru mau meeting, udah dulu ya.”
Lalu kamu menutup telepon. Padahal saat ini aku ada disini, di depan kafe dimana kamu sedang berduaan entah dengan siapa. Tanpa terasa, langkah kakiku berjalan menghampirimu. Dan kamupun kaget melihat kedatanganku. Wajahmu memerah tak menyangka. Kuhampiri kamu dengan emosi yang tak tertahan. Kuambil gelas di mejamu, lalu kusiramkan kewajahmu.
“ Apa-apaan ini?” perempuan disampingmu kaget dengan ulahku.
“ Maaf, aku tidak ada urusan denganmu. Aku Cuma mau ngomong sebentar dengan laki-laki disampingmu itu!” jawabku sambil tetap menatap tajam kearahmu.
“ An..”
“ Cukup, kamu nggak perlu ngomong apa-apa!”
Lalu kutinggalkan kamu dan perempuan itu. Aku berlalu dari pandanganmu dan kamu tak peduli. Teman-temanku merasa kebingungan. Airmatakupun tak tertahan. Aku menangis.
“ An, Kamu tidak apa-apa? Apa kita kembali ke hotel saja?” tanya Dika temanku.
Aku menggeleng. Aku tak mau merusak acara teman-teman. Aku tetap ikut dalam rombongan menuju mall. Disana kita berkaroekenan bersama. Setidaknya sedikit melegakan hatiku yang masih kacau. Rasanya campur aduk. Kulihat ponselku di meja, kamu memanggil berkali-kali. Tapi kuhiraukan. Aku belum mau bicara atau ketemu sama kamu. Sesakit hati ini, mengapa aku masih sangat mencintaimu?
( Terinspirasi lagu “ Aku Cuma Punya Hati oleh Mitha Lestari )


#tantangansonglit
#kelasfiksi
#onedayonepost
#odop_6


4 komentar:

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...