Sabtu, 01 Desember 2018

CATATAN SEORANG GURU BK


CATATAN SEORANG GURU BK
( AWAL KARIERKU )
By amieopee

Suasana pagi ini tidak begitu cerah, tapi juga tidak hujan. Redup dan  berangin. Seperti biasa aku berangkat paling awal mengelilingi ruangan demi ruangan. Sambil ku hirup udara pinggir pantai yang segar. Sekolah dimana aku bekerja memang berada di pinggir pantai di kota Batik. Letaknya jauh dari keraimaian lalu lalang kendaraan. Jadi dari sini bisa terdengar  dengan jelas deburan ombaknya. Suasana yang seperti ini nyaman buat belajar.

Baru setengah perjalanan mengelilingi sekolah, kudengar riuh suara anak-anak. Kulihat jam pergelangan tanganku, sudah pukul 06.30. Anak-anak sudah mulai berdatangan. Ada yang langsung masuk kelas, ada juga yang bersenda gurau di depan kelas. Dan suara deburan ombakpun mulai menjauh, terkalahkan dengan suara anak-anak yang mulai mengisi kekosongan sekolah. Kalau melihat wajah-wajah remaja di depanku, jadi teringat masa remajaku dulu.
Aku, Shakinah  adalah anak ketujuh dari tujuh bersaudara. Yang dari kecil bercita-cita menjadi guru dan sekarang terwujud, rasanya seperti anak kecil yang menginginkan balon dengan merengek terus mendapatkannya. Bahagia luar biasa. Dari sinilah awal kehidupanku.

Keluargaku, Ayah dan Ibuku memang bukan guru. Tapi Mbah buyutku adalah seorang guru dimasanya. Beliau sangat disegani. Karena jaman dulu, orang yang bisa merasakan bangku pendidikan adalah orang-orang tertentu. Keluarga dari ibuku adalah kaum priyayi, nama ibuku saja ada embel-embel Rr. Siti Rukmana. Tapi namaku tidak tertera embel-embel itu, karena Ayahku orang biasa, bukan priyayi.

Entah mengapa, dari kecil aku sudah mempunyai cita-cita menjadi guru. Suka bermain dengan teman-teman kecilku, aku yang menjadi guru mereka, dan mereka menjadi murid. Geli mengingatnya. Menginjak remaja, aku termasuk remaja yang aktif. Segala kegiatan aku ikuti. Dukungan orang tuaku sangat besar. Dari mengikuti les pelajaran, sampai les tari, renang serta gamelan. Tanpa lelah aku mengikutinya. Sampai aku pernah menjadi utusan daerah untuk menari di Taman Mini Indonesia Indah ( TMII ) di Jakarta. Untuk urusan pendidikan, aku tidak menemukan kendala yang berarti. Dan membawaku menjadi Guru Bimbingan dan Konseling sebagai abdi Negara. Mendampingi siswa diusia remaja. Tidaklah mudah. Mereka mempunyai keunikan masing-masing.
“ Selamat pagi bu Syakin?”
“ Selamat pagi Afzan.”
Sapaan Afyan membangunkanku dari lamumanku. Ah, ternyata sudah sampai dipenghujung ruanganku.
( bersambung )

#temabebas
#kelasfiksi
#onedayonepost
#odop_6

2 komentar:

HIJRAH

Membaca buku ini, KHODIJAH belum juga kelar-kelar. Atau semakin menuju ke tahap penyelesaian, tergambar bagaimana kehidupan Khodijah ...